Sekilas Tentang Paskibraka
Hakekat pembinaan generasi muda dalam
Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia adalah usaha untuk menyiapkan
kader penerus cita-cita perjuangan bangsa Indonesia dan manusia
pembangunan yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berjiwa Pancasila sebagai Pandu Ibu Pertiwi.
PURNA PASKIBRAKA
INDONESIA merupakan salah satu bagian dari generasi muda Indonesia yang
selalu terus menerus membina diri agar memiliki kesadaran berbangsa dan
bernegara, idealisme, patriotisme dan harga diri serta mempunyai wawasan
yang luas, kokoh kepribadiannya, memiliki kesegaran jasmani dan daya
kreasi serta dapat mengembangkan kemandirian, kepemimpinan, ilmu,
keterampilan, semangat kerja keras dan kepeloporan.
Dalam upaya
mewujudkan pembinaan tersebut maka Purna Paskibraka membentuk suatu
wadah yang diberi nama PURNA PASKIBRAKA INDONESIA.
Dari uraian di
atas dapat memunculkan berbagai pertanyaan tentang ‘apa”, “siapa”, “di
mana”, “bagaimana” Purna Paskibraka. Dalam uraian berikut ini akan
dikupas tentang Purna Paskibraka :
Organisasi Purna Paskibraka
bernama PURNA PASKIBRAKA INDONESIA disingkat PPI. PPI berkedudukan di
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Organisasi
ini didirikan tanggal 21 Desember 1989 di Cipayung, Bogor, melalui MUNAS
I PPI.
PPI berasaskan Pancasila dan berdasarkan UUD 1945.
Organisasi ini bersifat kekeluargaan dan bukan bagian dari organisasi
masyarakat / Orsospol manapun juga serta tidak menjalankan kegiatan
politik
Tujuan PPI :
* Menghimpun dan membina para
anggota agar menjadi arga NKRI yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berjiwa Pancasila, setia dan patuh pada NKRI.
* Mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
* Membina watak, kemandirian dan profesionalisme
Fungsi PPI :
* Mendorong dan pemrakarsa pembaharuan dengan menyelenggarakan kegiatan yang kontributif.
* Wadah pembinaan dan pengembangan potensi anggota.
Bagaimana kepengurusan organisasi PPI ?
Kepengurusan dari organisasi PPI ini disusun secara vertical dengan urutan :
1. Purna Paskibraka Indonesia Pusat
2. Purna Paskibraka Indonesia Propinsi / DT I
3. Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten / Kotamadya.
Setiap
kepengurusan dipimpin oleh Pengurus PPI yang berada di ibukota untuk
pusat, Pengurus DT I untuk ibukota propinsi dan Pengurus DT II untuk
ibukota kabupaten / kota.
Pelindung, Penasehat, dan Pembina
organisasi disesuaikan dengan struktur organisasi pemerintahan yang
mengurus tentang generasi muda. Misalnya untuk pelindung kabupaten /
kota adalah Bupati / Walikota, Penasehat adalah Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan kabupaten / kota, serta Pembina adalah Kepala Sub Dinas
Pemuda dan Olah Raga.
Bagaimana keanggotan dari PPI ?
Keanggotaan PPI dapat dibedakan menjadi :
1. Anggota Biasa, Adalah pemuda / pelajar yang pernah bertugas
sebagai anggota PASKIBRAKA di tingkat nasional, propinsi, kabupaten /
kota pada tanggal 17 Agustus serta menjalani latihan dalam Gladian
Sentra.
2. Anggota Luar Biasa, Adalah mereka yang pernah menjadi komandan, pelatih, dan Pembina PASKIBRAKA.
3. Anggota Kehormatan, Adalah mereka yang berjasa, berpartisipasi
aktif / nyata kepada PASKIBRAKA dan Organisasi Purna Paskibraka
Indonesia yang ditetapkan melalui musyawarah.
Keanggotaan PPI berhenti apabila :
1. Yang bersangkutan meninggal dunia atau melanggar peraturan organisasi ( PO ).
2. Apabila melanggar PO, pemberhentian dapat dilakukan melalui musyawarah.
3. Sebelum dinyatakan diberhentikan, anggota yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.
Bagaimana penentuan arah kebijakan organisasi ?
Dalam
organisasi ini MUNAS merupakan forum tertinggi untuk menetapkan program
kerja dan kebijakan organisasi. MUNAS diadakan sekali dalam 4 tahun.
Wewenang dari MUNAS antara lain :
1. Menetapkan laporan pertanggungjawaban pengurus pusat
2. Menetapkan / menyempurnakan AD / ART
3. Menetapkan program kerja dan kebijaksanaan organisasi.
4. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus pusat PPI.
5. Menetapkan keputusan keputusan lain yang dianggap perlu.
Semua
pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat,
bila setelah diupayakan dengan sungguh-sungguh tetapi mufakat tidak
tercapai, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak.
Apa kode etik dan atribut dari PPI ?
Kode Etik organisasi ini adalah Ikrar Putra Indonesia yang berbunyi :
IKRAR PUTRA INDONESIA
Aku mengaku Putra Indonesia, dan berdasarkan pengakuan itu :
1. Aku mengaku, bahwa aku adalah makhluk Tuhan Al Khalik, Yang Maha Esa, dan bersumber pada Nya
2. Aku mengaku, bertumpah darah satu, Tanah Air Indonesia
3. Aku mengaku, berbangsa satu, bangsa Indonesia
4. Aku mengaku, berjiwa satu, jiwa Pancasila
5. Aku mengaku, bernegara satu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
6. Aku mengaku, bertujuan satu, masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, sesuai dengan pembukaan UUD 1945
7. Aku mengaku, bercara karya satu perjuangan besar dengan akhlak dan ikhsan menurut ridho Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan
pengakuan-pengakuan ini dan demi kehormatanku aku berjanji akan
bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban untuk mengamalkan semua
pengakuan ini dalam karya hidupku sehari-hari. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa memberkati natku ini dengan Taufik dan Hidayah-Nya serta dengan
Inayat-Nya.
Atribut PPI berupa :
LAMBANG ANGGOTA
Lambang
anggota Paskibraka adalah setangkai bunga teratai yang mulai mekar dan
dikelilingi oleh sebuah gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk
bulat dan belah ketupat. Mata rantai bulat berjumlah 16, begitu pula
mata rantai belah ketupat.
Bunga teratai yang tumbuh dari lumpur
(tanah) dan berkembang di atas permukaan air bermakna bahwa Anggota
Paskibraka adalah pemuda yang tumbuh dari bawah (orang biasa), dari
tanah air yang sedang berkembang (mekar) dan membangun. Tiga helai
kelopak bunga tumbuh ke atas bermakna “belajar, bekerja dan berbakti”,
sedang tiga helai kelopak ke arah mendatar bermakna “aktif, disiplin dan
gembira”.
Mata rantai yang saling berkaitan melambangkan
persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda Indonesia yang ada di
berbagai pelosok (16 penjuru angin) tanah air. Rantai persaudaraan
tanpa memandang asal suku, agama, status sosial dan golongan akan
membentuk jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat,
sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat
ketahanan nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan
yang telah tertanam dalam dada setiap anggota Paskibraka.
LAMBANG KORPS
Sejak
1973 sampai sekarang, Lambang Korps Paskibraka dibuat dari kain
bergambar atau bordir yang langsung dijahitkan di lengan kanan seragam.
Bentuknya perisai berwarna hitam dengan garis pinggir dan huruf berwarna
kuning yang bertuliskan ”PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA” dan tahun
pembentukan pasukan (di ujung bawah perisai).
Di dalam perisai
terdapat lingkaran bergambar sepasang anggota Paskibraka
dilatarbelakangi bendera merah putih yang berkibar ditiup angin dan tiga
garis horison atau awan. Makna dari bentuk dan gambar Lambang Korps
Paskibraka adalah sebagai berikut:
1. Bentuk perisai bermakna
“siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia, warna hitam
bermakna teguh dan percaya diri.
2. Sepasang anggota Paskibraka bermakna Paskibraka terdiri dari anggota putra dan anggota putri yang dengan keteguhan hati
3. Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan
dan utama Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa
Indonesia termasuk generasi mudanya, termasuk Paskibraka.
4. Garis
horison atau awan tiga garis menunjukkan ada Paskibraka di tiga
tingkat, yaitu nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
5. Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiap anggota Paskibraka.
Untuk
mempersatukan korps, Paskibraka di tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten/kota ditandai dengan Lambang Korps yang sama. Untuk tingkat
provinsi dan kabupaten/kota, Lambang Korps harus ditambahi dengan tanda
lokasi terbentuknya pasukan.
TANDA PENGUKUHAN
Sebagai tanda
berakhirnya Latihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Perintis / Pemuka
(sebagaimana juga berakhirnya Latihan Kepemimpinan Pemuda / Kepemudaan
tingkat lain) setiap peserta dikukuhkan oleh Penanggungjawab Latihan
dengan pengucapan ”Ikrar Putera Indonesia” sambil memegang Sang Merah
Putih dan kemudian menciumnya dengan menarik nafas panjang sebagai
“kiasan” kesediaan untuk senantiasa setia dan membelanya.
Kendit
Tanda
pengukuhan berupa kendit atau pita/sabuk dibuat dari kain. Kendit
adalah tanda ksatria pada zaman dahulu yang mengikrarkan kesetiaannya
kepada kerajaan. Sebagai pemegang kendit, para peserta latihan pun
diharapkan memiliki sifat ksatria dalam pemikiran, perkataan dan
perbuatannya sehari-hari.
Awalnya, pada latihan untuk Pasukan pertama
sampai keempat (1968–1971) kendit Tanda Pengukuhan masih polos dengan
dua warna, masing-masing hijau untuk anggota pasukan dan ungu untuk para
penatar / pembina. Karena kendit warna polos menyerupai sabuk kecakapan
olahraga beladiri, maka oleh Idik Sulaeman disempurnakan menjadi kendit
bermotif.
Motif tersebut berupa gambar rantai bulat dan belah
ketupat seperti pada Lambang Anggota, dengan jumlah masing-masing 17
untuk rantai bulat dan rantai belah ketupat. Setiap mata rantai bulat
maupun belah ketupat diisi dengan huruf yang membentuk kalimat ”PANDU
INDONESIA BER-PANCASILA”.
Semula, ukuran lebar dan panjang kendit
adalah 5 cm dan 17 cm, untuk melambangkan angka tanggal 17 (dari 17
Agustus 1945) dan 5 (jumlah sila dalam Pancasila). Namun, karena
kesulitan teknik pencetakan motifnya, ukuran kendit baru dengan motif
rantai dan huruf diubah menjadi lebar 5 cm dan panjang 14 dm (140 cm).
Lencana
Tanda
pengukuhan berupa lencana digunakan untuk pemakaian harian. Sebelum
1973, lencana ini hanya berupa merah putih —tanpa gambar garuda— dengan
ukuran tinggi 2 cm dan panjang 3 cm. Lencana yang dipakai sejak 1973
sampai saat ini berbentuk persegi berukuran tinggi 1,8 cm dan panjang 4
cm, dengan tanda merah-putih di sebelah kanan dan Garuda di sebelah kiri
(dilihat dari sisi pemakainya, bukan dari depan). Ukuran lencana untuk
Penatar (warna ungu) sedikit lebih kecil, yakni tinggi 1,5 cm dan
panjang 3,5 cm.
Warna dasar di belakang Garuda disesuaikan dengan jenis latihannya, atau dengan kata lain sama dengan warna dasar kenditnya.
• Warna hijau untuk Latihan Perintis/Pemula Pemuda
• Warna merah untuk Latihan Pemuka Pemuda
• Warna coklat untuk Latihan Penuntun Pemuda
• Warna kuning untuk Latihan Pendamping Pemuda
• Warna ungu untuk Latihan Penatar Kepemudaan
• Warna abu-abu untuk Latihan Penaya Kepemudaan
Kedua
Tanda Pengukuhan, digunakan dengan ketentuan yang berbeda. Lencana
pengukuhan dikenakan pada baju setinggi dada sebelah kiri (di atas saku
kiri baju), baik pada seragam maupun baju biasa sehari-hari. Sedangkan
kendit, dililitkan ke pinggang dan disimpulmatikan dibagian depan
(perut) dan hanya dikenakan saat menghadiri upacara pengukuhan, tidak
untuk sehari-hari.
BENDERA
Berukuran 150 x 90 dengan warna
dasar hijau yang di tengah-tengahnya berisi lambang berwarna emas dengan
garis tengah 75 cm, dan tulisan PPI serta nama daerah masing-masing.
SERAGAM
PDU adalah Pakaian Dinas Upacara dan PDH adalah Pakaian Dinas Harian
Sebelum
tahun 1981, bentuk pakaian seragam Paskibraka cukup sederhana. Putra
dengan kemeja putih lengan panjang yang bagian bawahnya dimasukkan ke
dalam celana panjang putih dengan ikat pinggang juga warna putih; Putri
dengan kemeja lengan panjang dengan bagian bawah model jas.
Tapi
setelah tahun 1981 dan seterusnya sampai sekarang, dengan alasan
disamakan modelnya dengan seragam TNI dari kelompok 45, seragam
Paskibraka mengalami perubahan. Paskibraka putra menggunakan kemeja
model jas dengan gesper lebar dari kain, sementara Paskibraka putri
tidak berubah. Dengan tampilan baru ini, Paskibraka memang kehilangan
penampilan remajanya dan terlihat seperti orang dewasa.
Bagaimana cara untuk membubarkan organisasi ini ?
Pembubaran
organisasi hanya dapat dilakukan melalui MUNAS luar biasa yang khusus
diadakan untuk itu (pembubaran). Pembagian harta kekayaan ditetapkan
bersamaan dalam kegiatan MUNAS luar biasa tersebut.
Sumber : buletin Paskibraka ‘87
Tidak ada komentar:
Posting Komentar